Duel bertajuk El Clasico Spanyol, Barcelona kontra Real Madrid (16/1/2023) terjadi di stadion Internasional King Fahd, Riyadh, Arab Saudi dalam turnamen piala Super Spanyol. Barca menang meyakinkan 3-1 atas rival abadinya itu.
Kemenangan itu pun mengantarkan Barca naik ke panggung untuk mengangkat trofi Piala Super Spanyol. Kemenangan Barca itu sangat siginifikan apabila ditilik dari beberapa aspek.
Pertama, Barca menang dalam duel klasik kontra Real Madrid.
Musim ini, di el clasico jilid pertama La Liga Spanyol, Madrid membungkam Barca dengan skor 3-1 di Santiago Bernabeu. Kemenangan Madrid itu seolah meruntuhkan proyek besar Barca di musim ini, di mana Barca melakukan pembaharuan skuad secara besar-besaran.
Proyek itu seolah runtuh tatkala Karim Benzema dan kawan-kawan tampil meyakinkan di Santiago Bernabeu.
Makanya, kemenangan kontra Madrid sangat diperlukan lantaran persaingan akan terus berlanjut di daratan Spanyol. Kompetesi piala Super Spanyol bukanlah akhir. Barca masih bersaing dengan Madrid untuk meraih trofi La Liga Spanyol dan mungkin juta Copa del Rey di Spanyol.
Kedua tim sementara berada di puncak klasemen sementara liga Spanyol. Barca unggul 3 poin atas Madrid. Keunggulan itu belum terlalu aman lantaran Barca juga kadang tampil tak konsisten.
Agar bisa mempertahankan konsistensinya, Barca membutuhkan energi positif seperti meraih kemenangan penting kontra tim-tim kuat dan saingan seperti Madrid.
Menjadi juara dengan mengalahkan rival abadi adalah suntikan moral yang sangat berarti untuk Barca saat kembali ke Spanyol. Tim bisa makin kompak, solid, dan siap untuk menghadapi sisa kompetesi dengan meyakinkan.
Kedua, Menjadi Juara adalah Pembuktian Barca.
Menjadi juara piala super Spanyol menjadi pembuktian dari komposisi skuad Barca musim ini. Barca yang dilanda krisi keuangan harus menjual beberapa aset klub guna mendapatkan uang untuk membeli pemain baru.
Tak tanggung-tanggung, Barca mendatangkan 5 pemain baru guna melakukan pembaharuan skuad. Di balik langkah ini, tanggung jawab besar berada di pundak pelatih Xavi Hernandez.
Namun, langkah itu tak semudah membalikan telapak tangan. Barca memang tampil cukup baik di La Liga Spanyol, namun secara mengejutkan tersingkir dari Liga Champions Eropa. dan harus bermain di Piala Eropa.
Tersingkirnya Barca berjalan terbalik dengan upaya pembaharuan di awal musim. Kekecewaan pasti ada. Asa tak meraih juara pun seolah menjadi bayang-bayang yang menghantui Barca.
Makanya, menjadi juara Piala Supert Spanyol seolah menjadi pembuktian investasi besar Barca di awal musim. Proyek Barca di tangan Xavi berjalan pada koridor yang tepat bukan saja karena menjadi juara tetapi sudah berhasil mengalahkan rival abadi Real Madrid.
Ketiga, Trofi Pertama Xavi Hernandes sebagai pelatih Barca.
Xavi menjadi harapan besar suporter agar mengembalikan masa kejayaan Barca. Pada tempat pertama, Xavi merupakan salah satu mantan pemain Barca yang berjaya di masa kepelatihan Pep Guardiola. Tak sedikit pihak yang mengingingkan agar kesuksesan era Pep bisa dikembalikan oleh Xavi.
Di tempat lain, Xavi begitu lekat dengan Barca. Boleh dibilang, DNA sepak bola Xavi adalah DNA Barca. Terdidik di La Masia dan menghabiskan lebih dari dua dekader di Barca menmbuat penentuan Xavi sebagai pelatih mengundang optimisme besar di kubu Barca.
Namun, Xavi dihadapkan sekelumit persoalan ketika tiba di Barca setahun yang lalu. Komposisi skuad pemain tak begitu meyakinkan.
Beruntung, Xavi ditopangi oleh Presiden Joan Laporta yang mendukung Xavi dalam merekrut pemain. Pelan tetapi pasti, Xavi berupaya membangun permainan Barca.
Memang, proyek ala Xavi mulai memberikan tanda-tanda positif. Walau tersingkir dari Liga Champions, paling tidak Barca sementara berada di trek ynag tepat di Liga Spanyol.
